"Sayang aku boleh jalan sama teman-teman kampusku nggak?" tanyaku pada suatu siang pada Aldo, pacarku di sambungan telepon. Siang ini aku bersama teman-teman sekelasku sepakat untuk menonton bersama-sama. Walau tidak pernah melarangku untuk jalan dengan teman-temanku, tetapi entah aku selalu merasa harus memberitahukan padanya sama siapapun aku sedang jalan.
"Untuk kamu, apa sih yang nggak boleh? Ya udah jalan aja. Kamu hati-hati ya" jawab Aldo.
"Ya udah, kamu jangan telat makan siang ya." ujarku.
"Iya sayang" jawab Aldo dan diikuti menutup sambungan telepon itu. Yah Aldo memang selalu begitu. Jarang sekali keluar kata tidak dari mulutnya. Semua yang kumau selalu diiyakan olehnya. Terkadang ada rasa kesal juga dengan sikapnya itu. Aku kan kadang-kadang ingin dicemburui juga seperti Liza. Liza, kembaranku pernah bilang kalau aku beruntung mendapatkan pacar seperti Aldo, yang nggak suka ribet dan serba dilarang. Ah entahlah, manusia itu memang tidak pernah puas dengan apa yang didapatkannya.
"Sayang, aku kayaknya nggak jadi dateng nih. Dina tiba-tiba panas tinggi, jadi aku harus nganterin dia ke dokter sama mama. Nggak papa kan sayang?" ujar Aldo di sambungan telepon di suatu sore.
"Untuk kamu, apa sih yang nggak boleh?" jawabku.
"Ya udah, ntar aku telepon lagi kalo udah balik dari dokter ya. Dah sayang" ujar Aldo.
"Daaaah..." kataku sambil menutup sambungan telepon. Rrrr..... beneran bikin kesel nih si Aldo. Ampe aku sindir gitu dia juga nggak nyadar. Liza yang kebetulan lewat sampai heran melihatku ngedumel sendirian.
"Ada apa Zi? tanya Liza padaku.
"Apa lagi kalo bukan untuk kamu, apa sih yang nggak boleh?" jawabku dengan muka masam. Kontan saja Liza tertawa usil padaku. Rrrrr... Liza ini bukannya menenangkan aku justru malah tertawa begitu.
.....................
Cerita ini dibuat untuk meramaikan #13HariNgeblogFF hari ke-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar