"Enak aja, aku duluan La. Buktinya Ridho malah lebih sering ngajak aku ngobrol kan?" jawab Lili tak kalah sewot.
"Nggak bisa, pokoknya aku" bantahku lagi.
"Ya udah, kita lihat aja ntar. Ridho lebih milih aku apa kamu?" jawab Lili santai
Kami pun saling membalikkan badan dan menuju ke kamar masing-masing. Hari ini aku baru tahu kalau Lili juga menyukai Ridho, cowok sekelasnya yang sudah lama aku taksir. Aku memang tidak pernah bercerita pada Lili perihal itu. Tadi ketika aku hendak bercerita, kontan saja aku sewot karena ternyata Lili juga menyukai Ridho.
Setelah hari itu, aku dan Lili sama-sama saling menghindar. Ketika berangkat ke sekolah pun, biasanya Lili lebih dulu berangkat dibandingkan aku. Ibu sepertinya sudah mulai curiga, karena kami hampir kehabisan alasan.
Sebenarnya, diam-diaman terlalu lama dengan Lili itu sangat menyiksa bagiku. Kami tidak bisa berbagi cerita setiap hari seperti biasanya. Kami juga serba salah ketika ada sesuatu yang lucu ketika kami berdekatan jadi tidak bisa tertawa lepas, karena masing-masing saling menjaga image.
Hingga suatu pagi, ketika sampai di sekolah aku melihat Ridho yang sedang membonceng seorang cewek. Cewek itu adalah Fatma teman sekelas Lili dan Ridho juga. Tampak di seberang lapangan ada Lili yang juga sedang memperhatikan peristiwa penting. Tanpa disadari pandangan kami bertemu. Tanpa disadari juga kami berdua tertawa bersamaan. Hal pertama yang terintas di kepalaku adalah betapa bodohnya kami gara-gara Ridho harus bertengkar berhari-hari. Karena memang baru kali ini ada orang ketiga yang menyebabkan kami bertengkar. Aku pun menghampiri Lili masih sambil tertawa geli. Lili pun sama, masih tertawa geli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar